Ada satu nasehat dari guru Bahasa Indonesia waktu aku duduk
di bangku SMA. Beliau masuk dalam daftar guru yang tidak aku suka. gara-garanya
cuma satu. Entah ada angin apa atau dapat bisikan dari siapa, si bapak Guruku
itu memanggilku didepan (hmm karna aku ngobrol mulu sama teman sebangku)
Guru :
"hei....kamu, iya...kamu majui ke depan"
Aku : "iya
pak...." dengan tenangnya, padahal dalam hati ya serba was-was.
Guru : "
sekarang coba tunjukkan mana utara, selatan, barat dan timur."
Yang aku tau betul waktu itu tema yang dibahas ga ada yang
nyinggung arah mata angin.
Helooo....klo arah mata angin harusnya masuk di
kurikulum IPS kala itu. Bukan hal yang susah memang. Tapi masalahnya
adalah....aku tak tau arah mata angin, dan si guru ini berhasil menjebak aku
dalam pertanyaan di luar konteks pelajaran. Aku masih heran, kok si bapak ini
bisa tau ya kalau aku ga tau arah mata angin. haaah.... dan akupun memandang
sahabatku yang duduk dideretan belakang. Yang satu tunjuk kanan, yang satu
kiri. intinya mereka memberi atah yang berbeda-beda. Pupus sudah harapanku
untuk tampil bersahaja di depan teman dan guruku satu itu.
itu adalah semacam kenangan buruk bersama 4 penjuru mata
angin dan guruku.
Dan sampai detik dimana aku menuliskan kalimat ini aku
sadar, ternyata ga ada nasehat dari beliau yang aku ingat, yang aku ingat cuma
kisahku tadi yang cukup (tidak) dramatis.
dan ternyata nasehat yang aku ingat berasal dari salah sati
dosen yang wajah, nama apalagi alamat aku tak ingat. Entah waktu itu
menyelesaikan ujian atau tugas semacam membuat tulisan. Banyak para mahasiswa
yang memegang bolpoint dengan kertas folio yang masih kosong, dengan sendu
menatap ke luar jendela berharap inspirasi datang dan menjadi ilham dalam
menuliskan jawaban,
Dosenku berkata " kalau ingin menulis, ambil bolpoint
lihat kertas dan mulailah menulis, tak ada apa-apa diluar jendela, diatap juga
ga ada apa-apa. mulailah menulis "
jadi setiap kali aku memaksakan untuk mencari inspirasi
tentang apa yang aku tulis, aku selalu ingat nasehatnya, seperti yang aku
lakukan malam ini, menatap atap-atap dari balkon mencari inspirasi, dapat satu
kata kemudian tekan delete. dan aku ingat nasehatnya, "mulailah"
maka aku mulai menatap layar komputer dan mulai menari-nari
jemariku yang tak lentik ini :)