Diatas
balkon bersama atap-atap rumah.
Penatnya hari ini, mungkin seperti
ratusan baju yang dipaksa-paksa untuk masuk ke koper yang mungil.
Sesak pasti, sperti tak ada ruang,
atau memang itulah nyatanya.
Habis sudah ruangnya.
Berjalanku melangkah, melempar tas
dan menghela napas.
Berjalan beberapa langkah di balkon
lantai 3.
Segarnya udara yang menyapa meski
bercampur lembabnya hujan.
Ah….mungkin seperti baju yang tak
dipaksa paksa masuk ke koper.
Mata menelusuri atap2 yang tampak
dari atas.
Merasa begitu megahku…kecilnya mereka
Tinggiku….rendah mereka.
Tapi bukan itu.
Satu hal yang aku sadari,
di bawah atap-atap yang tampak kecil
dan tersebar sampai sejauh mata memandang
ada manusia2 yang menghuni dibawah
atap-atap itu
manusia dengan segala masalahnya,
dengan segala deritanya, tangisnya
dukanya maupun bahagianya.
Sesaat dalam kesendirian aku
merasakan kebersamaan yang erat.
Semu tapi nyata dirasa.
Aku bersama para manusia-manusia yang
menghuni dibawah atap-atap rumah itu.
Aku dan masalahku bersama para
manusia lain dan masalah-masalah mereka.
Bukan hanya aku saja yang merasa
penat pada hari itu.
Pastilah dibawah atap-atap itu ada
helaan napas panjang tanda kepenatan.
Bukan aku saja yang perlu helaan
napas yang super panjang, mereka juga.
Lantas…buat apa lagi aku mengeluh?
Kita punya masalah sendiri-sendiri,
mari kita hadapi, bersama.
Kita bisa menghela napas bersama,
sepanjang yang kita mau, mari menghela, bersama.
Meski kita tak pernah bersama
sesungguhnya.
Mari kita hadapi, dan sadari
kebersamaan yang semu ini.
Buat apa lagi mengeluh ? aku bersama
kalian. Kalian bersama aku.
Balkon lt. 3, 100215, 07.45 pm
By: Anast.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar